7/14/2014

Infeksi Menular Seksual & HIV/AIDS

Blaaarrrr.... hihihihi
Selamat b'buka puasa smua...semoga ibadah kita hari ini diterima oleh ALLAH SWT... Aamiin

Yup,,sesuai dgn judul'y ya IMS & HIV/AIDS.. Postingan kali ini sambungan postingan lalu yg ng'bahas apa itu IMS & HIV/AIDS. Nahh di postingan ini aq akan bahas cara penularan, gejala-gejalanya, & strategi penanggulangannya.. Disimak baik2 ya..



Sebenarnya bagaimana sih penularan IMS itu??
Penularan IMS umumnya terjadi secara kontak langsung melalui hubungan seks dengan penderita (> 95%). Penularan cara lain yang tidak langsung dapat terjadi melalui perantara, misalnya: transfusi darah, jarum suntik, melalui plasenta, dan lain-lain pada beberapa IMS tertentu.
Berdasarkan cara dan macam kontak seksual yang terjadi, adalah :
a.    Genito-genital, kontak antara alat genital.
b.    Oro-genital, kontak antara mulut dengan alat genital.
c.    Genito-anal, kontak antara alat genital dengan anus (dubur).
Terus apa saja gejala IMS??
Gejala atau tanda-tanda yang sering terjadi jika terkena IMS adalah:
1.  Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerahmudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
2.   Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing, biasanya disebabkan oleh IMS. Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan oleh IMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
3.  Luka terbuka dan atau luka basah di sekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
4.    Tonjolan kecil-kecil (papul) di sekitar alat kelamin.
5.    Kemerahan di sekitar alat kelamin.
6.    Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.
7.    Rasa sakit di perut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan dengan menstruasi.
8.    Bercak darah setelah hubungan seksual.
Program Penanggulangan IMS??
Tujuannya adalah:
a.  Memutus rantai penularan IMS
b.  Memutus perjalanan alamiah penyakit dan mencegah timbulnya penyakit
c.  Menurunkan risiko penularan HIV
Strategi yang dilakukan dalam menanggulangi IMS:
a.    Pencegahan Primer terdiri atas intervensi perubahan perilaku untuk mengurangi perilaku seksual berisiko, misalnya:
1)   Konsep ABCDE (Abstinence, Befaithful, Condom, Don't Inject, Education)
    A = abstinence (absen dari seks), yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah atau dengan kata lain tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada cairan kelamin yang masuk ke dalam tubuh. Ini sama dengan pantang seks atau puasa seks saat jauh dari pasangan.
   B = befaithful (berlaku saling setia), yaitu berhubungan hanya dengan seseorang yang dapat dipastikan hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak bisa berpantang seks.
     C = condom, yaitu gunakan kondom supaya tidak terpapar agen infeksi.
     D = don't inject, jangan sembarangan masukin jarum ke tubuh apalagi jarum tidak steril dan bekas orang lain.
      E = Education.
2)   Cara lain, yaitu :
a.  Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa kebersihannya dari IMS ke dalam tubuh kita.
b.    Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.
c. Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak steril terhadap diri kita. Misalnya jarum suntik, alat tato, alat tindik, dan sejenisnya yang bekas dipakai orang lain.
3)   Menghindari perilaku pencegahan yang keliru dan perilaku pengobatan yang salah, seperti minum antibiotika dan cuci vagina. Perilaku minum antibiotik yang bersifat under atau mis treatment (pengobatan yang tidak tepat dosis maupun tidak tepat pilihan) berpotensi menyebabkan resistensi mikoroorganisme terhadap antibiotika. Sedangkan cuci vagina menyebabkan penipisan epitel vagina sehingga mempermudah terjadinya luka sebagai pintu masuk IMS. Selain itu, cuci vagina mengubah pH vagina menjadi basa. Kondisi vagina yang basa ini kondusif untuk pertumbuhan organisme penyebab IMS.
b.    Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder meliputi: manajemen klinis IMS bagi penderita dengan diagnosa dan terapi yang akurat dan konseling serta rujukkan pasangan seks, serta skrining penapisan berkala bagi kelompok berperilaku risiko tinggi. Untuk pencegahan sekunder dibutuhkan sarana penyediaan layanan IMS yang dapat diterima dan dimanfaatkan oleh mereka yang membutuhkan.
Beberapa hal berikut ini perlu diperhatikan oleh sarana penyedia layanan IMS:
1.    Kualitas layanan harus sesuai dengan standar prosedur tetap manajemen klinis
2.    Sarana dan prasarana fisik harus terawat dengan baik
3.    Petugas dapat berkomunikasi dengan baik, bersikap ramah dan bersikap tidak menghakimi
4.    Privasi dan kerahasiaan pasien terjaga
5.    Jam buka sesuai waktu luang WPS
6.    Waktu antri tidak terlalu lama
7.    Lokasi mudah dijangkau secara geografis maupun sosial
8.    Biaya terjangkau.
c.    Program Penguatan Komponen Pendukung
Program penguatan komponen pendukung, sebagai srategi ketiga program penanggulangan IMS yang terdiri atas peningkatan kemampuan tenaga medis dan paramedis, peningkatan kualitas laboratorium sederhana untuk diagnosis IMS, jaminan ketersediaan obat, manajemen program. Penguatan komponen pendukung ini akan sangat menentukan peningkatan kualitas pencegahan sekunder. Tanpa adanya komponen pendukung, program pencegahan sekunder akan sangat sulit dilaksanakan atau dijamin kualitasnya.

Hualaaaa.....finish.. Semoga b'manfaat untuk kita semua... :)

Thanks for reading and Leave your comment guys

0 komentar:

Posting Komentar


 
Sheyuos 'Yucy' Cicicuit Blogger Template by Ipietoon Blogger Template