Selamat b'buka puasa smua...semoga ibadah kita hari ini diterima oleh ALLAH SWT... Aamiin
Yup,,sesuai dgn judul'y ya IMS & HIV/AIDS.. Postingan kali ini sambungan postingan lalu yg ng'bahas apa itu IMS & HIV/AIDS. Nahh di postingan ini aq akan bahas cara penularan, gejala-gejalanya, & strategi penanggulangannya.. Disimak baik2 ya..
Sebenarnya bagaimana sih penularan IMS itu??
Penularan IMS umumnya terjadi secara kontak langsung
melalui hubungan seks dengan penderita (> 95%). Penularan cara lain yang
tidak langsung dapat terjadi melalui perantara, misalnya: transfusi darah,
jarum suntik, melalui plasenta, dan lain-lain pada beberapa IMS tertentu.
Berdasarkan cara dan macam kontak seksual yang terjadi,
adalah :
a.
Genito-genital,
kontak antara alat genital.
b.
Oro-genital,
kontak antara mulut dengan alat genital.
c. Genito-anal, kontak antara alat genital dengan anus
(dubur).
Terus apa saja gejala IMS??
1. Keluar
cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita, terjadi
peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan,
atau kemerahmudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
2. Pada
pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing,
biasanya disebabkan oleh IMS. Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan
oleh IMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak
ditularkan melalui hubungan seksual.
3. Luka
terbuka dan atau luka basah di sekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut
dapat terasa sakit atau tidak.
4. Tonjolan
kecil-kecil (papul) di sekitar alat
kelamin.
5. Kemerahan
di sekitar alat kelamin.
6. Pada
pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.
7. Rasa
sakit di perut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan
dengan menstruasi.
8. Bercak
darah setelah hubungan seksual.
Program Penanggulangan IMS??
Tujuannya
adalah:
a. Memutus rantai penularan IMS
b. Memutus perjalanan alamiah penyakit dan
mencegah timbulnya penyakit
c. Menurunkan risiko penularan HIV
Strategi yang dilakukan dalam menanggulangi IMS:
a.
Pencegahan
Primer terdiri atas intervensi perubahan perilaku untuk mengurangi perilaku
seksual berisiko, misalnya:
1)
Konsep
ABCDE (Abstinence, Befaithful, Condom, Don't Inject, Education)
A = abstinence
(absen dari seks), yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah atau
dengan kata lain tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada cairan
kelamin yang masuk ke dalam tubuh. Ini sama dengan pantang seks atau puasa seks
saat jauh dari pasangan.
B = befaithful
(berlaku saling setia), yaitu berhubungan hanya dengan seseorang yang dapat
dipastikan hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah atau
kita tidak bisa berpantang seks.
C = condom,
yaitu gunakan kondom supaya tidak terpapar agen infeksi.
D = don't inject, jangan sembarangan masukin jarum ke tubuh apalagi jarum tidak steril dan bekas orang lain.
E = Education.
2)
Cara
lain, yaitu :
a. Mencegah
masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa kebersihannya dari IMS
ke dalam tubuh kita.
b.
Berhati-hati
waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.
c. Mencegah
pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak steril terhadap diri kita. Misalnya
jarum suntik, alat tato, alat tindik, dan sejenisnya yang bekas dipakai orang
lain.
3)
Menghindari
perilaku pencegahan yang keliru dan perilaku pengobatan yang salah, seperti
minum antibiotika dan cuci vagina. Perilaku minum antibiotik yang bersifat under atau mis treatment (pengobatan yang tidak tepat dosis maupun tidak
tepat pilihan) berpotensi menyebabkan resistensi mikoroorganisme terhadap
antibiotika. Sedangkan cuci vagina menyebabkan penipisan epitel vagina sehingga
mempermudah terjadinya luka sebagai pintu masuk IMS. Selain itu, cuci vagina
mengubah pH vagina menjadi basa. Kondisi vagina yang basa ini kondusif untuk
pertumbuhan organisme penyebab IMS.
b.
Pencegahan
Sekunder
Pencegahan sekunder meliputi: manajemen klinis IMS bagi
penderita dengan diagnosa dan terapi yang akurat dan konseling serta rujukkan
pasangan seks, serta skrining penapisan berkala bagi kelompok berperilaku
risiko tinggi. Untuk pencegahan sekunder dibutuhkan sarana penyediaan layanan
IMS yang dapat diterima dan dimanfaatkan oleh mereka yang membutuhkan.
Beberapa hal berikut ini perlu diperhatikan oleh sarana
penyedia layanan IMS:
1.
Kualitas
layanan harus sesuai dengan standar prosedur tetap manajemen klinis
2.
Sarana
dan prasarana fisik harus terawat dengan baik
3.
Petugas
dapat berkomunikasi dengan baik, bersikap ramah dan bersikap tidak menghakimi
4.
Privasi
dan kerahasiaan pasien terjaga
5.
Jam
buka sesuai waktu luang WPS
6.
Waktu
antri tidak terlalu lama
7.
Lokasi
mudah dijangkau secara geografis maupun sosial
8.
Biaya
terjangkau.
c.
Program
Penguatan Komponen Pendukung
Program
penguatan komponen pendukung, sebagai srategi ketiga program penanggulangan IMS
yang terdiri atas peningkatan kemampuan tenaga medis dan paramedis, peningkatan
kualitas laboratorium sederhana untuk diagnosis IMS, jaminan ketersediaan obat,
manajemen program. Penguatan komponen pendukung ini akan sangat menentukan
peningkatan kualitas pencegahan sekunder. Tanpa adanya komponen pendukung,
program pencegahan sekunder akan sangat sulit dilaksanakan atau dijamin
kualitasnya.
Hualaaaa.....finish.. Semoga b'manfaat untuk kita semua... :)
0 komentar:
Posting Komentar