7/14/2014

Infeksi Menular Seksual & HIV/AIDS



Assalamu'alaikum wr.wb
Hallo semua,,sambil nunggu bedug maghrib..corat coret ini dulu aja kalii y..(padahal copy paste dr my scripsweet #read: skripsi).. Sebenarnya sih udah banyak postingan kayak gini..tp well...wat nambah wawasan yang belum tau. :)
Yup yup yup...ada yg pernah denger tentang IMS atau HIV/AIDS?? Ughhh..denger'nya aja udah ngeri ya.. Penyakit yg salah satunya ditularkan melalui CO alias coitus emg lg jd issue ekslusif cz udah banyak bgt kasusnya... Sebenarnya,,apa aja sih IMS itu?? trs jenisnya apa ja?? hla klo HIV/AIDS?? Yukk monggo dibaca...cekiprot... :D :)

Apa sih itu IMS??
Penyakit infeksi menular seksual (IMS) atau Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Sexually Transmitted Disease (STD) adalah peyakit-penyakit yang timbul atau ditularkan melalui hubungan seksual dengan manifestasi klinis berupa timbulnya kelainan-kelainan terutama pada alat kelamin (Widoyono, 2008: 161). 

Jenis-Jenis IMS??
a.  Gonore atau kencing nanah
Gonore adalah penyakit kelamin, yang pada pria permulaannya keluar nanah dari orifisium uretra eksterna, kental, putih atau kuning, dan pada wanita biasanya tanpa gejala, hanya kadang-kadang nanah keluar dari introitus vagina.
Penyebab dari gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae, disebut juga gonokokus, berbentuk diplokokus, seperti biji kopi atau buah ginjal. Masa tunas pada pria biasanya antara 3-5 hari, tetapi kadang hanya 12 jam, ada pula yang lama sampai 14 hari. Sedangkan wanita sulit diketahui karena sering asimtomatik.
Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya berkisar antara 2-5 hari, kadang-kadang lebih lama. Pada wanita masa tunas sulit untuk ditemukan karena pada umumnya asimtomatik. Gambaran klinis dan perjalanan penyakit pada wanita berbeda dari pria. Hal ini disebabkan oleh perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan wanita. Pada wanita, penyakit akut maupun kronik, gejala subjektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan objektif.
Komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal genetika. Komplikasi lokal pada pria bisa berupa tisonitis (radang kelenjar tyson), parauretritis, littritis (radang kelenjar littre), dan cowperitis (radang kelenjar cowper). Infeksi dapat menjalar ke atas (asendens), sehingga terjadi prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis, yang dapat menimbulkan infertilitas. Infeksi dari uretra pars posterior, dapat mengenai trigonum kandung kemih menimbulkan trigonitis, yang memberi gejala poliura, disuria terminal, dan hematuria.
Pada wanita, infeksi pada serviks dapat menimbulkan komplikasi salpingitis, ataupun penyakit radang panggul (PRP). PRP dapat mengakibatkan jaringan parut pada tuba, sehingga menyebabkan infertilitas atau kehamilan ektopik. Selain itu, bila infeksi mengenai uretra dapat terjadi parauretritis, sedangkan pada kelenjar bartholin akan menyebabkan terjadinya bartolinitis. Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis, dan dermatitis.
Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan pembantu yang terdiri atas beberapa tahapan. Diagnosis tersebut ditegakkan dengan ditemukannya kuman Diplokokus gram negatif pada preparat dari pus yang berasal dari endoservik, uretra atau muara kelenjar bartolini yang kemudian diikuti dengan pembiakkan dan tes fermentasi (Daili, et al, 2009: 65-67).   
b.  Sifilis atau Raja Singa
Sifilis merupakan penyakit kelamin yang bersifat kronis dan sejak semula bersifat sistemik. Sifilis masih merupakan penyakit berbahaya, karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem kardiovaskuler, syaraf, dan dapat juga menyebabkan kelainan bawaan.
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang berbentuk spiral dengan panjang 6-15 mikrometer dan mempunyai 6 sampai 24 lekukan. Gejala-gejala muncul antara 2-6 minggu (kadang-kadang 3 bulan) setelah terjadi hubungan seksual.
Dasar perubahan patologis pada sifilis ialah infiltrat perivaskular, yang terdiri atas limfosit dan plasma sel. Selain itu dapat ditemukan juga endarteritis, berupa endarteritis obliterans, dan endoflebitis, di samping proliferasi endotelial dan penebalan dinding pembuluh darah yang dikelilingi sel infiltrat. Pada sifilis tertier berbentuk gumma, dijumpai vaskulitis granulomatosa. Gumma terdiri dari atas satu pusat nekrosis koagulativa yang dikelilingi oleh sel epiteloid dan sel plasma dengan dinding fibroblastik. Pada sifilis sekunder dijumpai sejumlah spirochaetes pada sayatan yang diberi pewarnaan levaditi (Daili, et al, 2009: 84-85).   
c.  Ulkus Mole (Chancroid)
Ulkus mole atau sering disebut chancroid, adalah penyakit infeksi genitalia akut, setempat, dapat inokulasi sendiri (auto-inoculable), disebabkan oleh bakteri Hoemophilus ducreyi, dengan gejala klinis khas berupa ulkus pada tempat masuk dan seringkali disertai supurasi kelenjar getah bening regional (Daili, et al, 2009: 103).
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat ulkus mole ini antara lain:
a.    Adenitis Inguinal  (Bubo Inflamatorik)
     Adenitis inguinal adalah komplikasi yang paling sering terjadi. Komplikasi ini timbul setelah beberapa hari sampai 3 minggu setelah lesi primer, biasanya unilateral. Kelenjar membesar, nyeri, kemudian bergabung. Pada 50% kasus dapat terjadi supurasi dengan pembentukkan abses unilokular. Kulit di atasnya eritematosa dan dapat teraba fluktuasi. Bila tidak diobati, abses akan memecah ke kulit, sehingga membentuk sinus tunggal yang kemudian berkembang menjadi ulkus chancroid.
b.    Fimosis atau Parafimosis
     Fimosis atau parafimosis dapat terjadi akibat sikatrisasi pada lesi yang mengenai preputium, perlu sirkumsisi untuk penanganannya.
c.    Fisura Uretra
     Fisura uretra sebagai akibat ulkus pada glans penis yang bersifat destruktif. Apabila mengenai uretra akan menimbulkan nyeri hebat pada waktu miksi.
d.   Fistel Rektovagina
     Fistel rektovagina merupakan komplikasi yang dapat terjadi wanita.
            Diagnosis ulkus mole ditegakkan berdasarkan riwayat pasien, keluhan, gejala klinis, dan pemeriksaan laboratorium untuk menemukan agen penyebabnya. Diagnosis yang mungkin (probable) suatu penyakit yang menunjukkan ulkus genital anal dengan:
1.    Tidak ditemukannya T . pallidum dengan pemeriksaan lapangan gelap pada eksudatnya atau dengan TSS yang dilakukan lebih dari 7 hari sesudah timbulnya ulkus.
2.    Tes HSV negatif pada eksudatnya.
     Diagnosis pasti dapat ditegakkan apabila dijumpai H. Ducreyi dengan kultur atau nucleic  acid test dari eksudatnya.
d.  Herpes Genitalis
Herpes genitalis adalah infeksi yang disebabkan oleh virus Herpes simpleks tipe 2 (virus Herpes hominis tipe 2), yang menyebabkan lesi (lepuh) pada serviks, vagina, dan genitalia eksterna. Penyakit ini dapat ditularkan secara aseksual dari permukaan yang basah atau melalui penularan mandiri (dengan menyentuh luka dingin dan kemudian menyentuh area genital). Infeksi awal sangat nyeri dan  berlangsung hingga satu minggu. Masa inkubasi 2-10 hari, dapat sampai 3 minggu.
Manifestasi klinik dapat dipengaruhi oleh faktor hospes, pajanan virus sebelumnya. Masa inkubasi umumnya berkisar antara 3-7 hari, tetapi dapat lebih lama. Gejala yang timbul dapat bersifat berat, tetapi bisa juga asimtomatik terutama bila lesi ditemukan pada daerah serviks. Biasanya didahului rasa terbakar dan gatal di daerah lesi yang terjadi beberapa jam sebelum timbulnya lesi. Setelah lesi timbul dapat disertai gejala konstitusi seperti malaise, demam, dan nyeri otot. Lesi pada kulit berbentuk vesikel yang berkelompok dengan dasar eritem. Vesikel ini mudah pecah dan menimbulkan erosi multipel. Tanpa infeksi sekunder, penyembuhan terjadi dalam waktu lima sampai tujuh hari dan tidak terjadi jaringan parut, tetapi bila ada infeksi sekunder, penyembuhan memerlukan waktu lebih lama dan meninggalkan jaringan parut.
Pada infeksi inisial, gejalanya lebih berat dan berlangsung lebih lama. Kelenjar limfe regional dapat membesar dan nyeri pada perabaan. Infeksi di daerah serviks dapat menimbulkan beberapa perubahan termasuk peradangan difus, ulkus miltipel sampai terjadinya ulkus yang besar dan nekrotik. Pada infeksi pertama dapat terjadi disuria bila lesi terletak di daerah uretra dan periuretra, sehingga dapat menimbulkan retensi urin. Hal lain yang menyebabkan retensi urin adalah lesi pada daerah sakral yang menimbulkan mielitis dan radikulitis (Daili, et al, 2009: 128).
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah akibat penyakit ini pada bayi yang baru lahir. Pada bayi yang lahir dari ibu yang menderita herpes genitalis pada waktu kehamilan dapat ditemukan kelainan berupa hepatitis, infeksi berat, ensefalitis, keratokonjungtivitis, erupsi kulit berupa vesikel herpetiformis, dan bahkan bisa lahir mati.
Langkah pertama yang dilakukan untuk menangani kasus herpes genitalis adalah dengan menegakkan diagnosis yang bila memungkinkan ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah pemeriksaan tes tzank yang diwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan ini umumnya rendah.         
e.  Genital Warts atau Kondiloma Akuminata
Kondiloma akuminata adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV), yaitu jenis virus yang banyak persamaannya dengan virus penyebab veruka vulgaris (Daili, et al, 2009: 140.) Masa inkubasi kondiloma akuminata berlangsung antara 1-8 bulan (rata-rata 2-3 bulan). Human papiloma virus masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit, sehingga kondiloma akuminata sering timbul di daerah yang mudah mengalami trauma pada saat hubungan seksual.
Kondiloma akuminata dibagi dalam tiga bentuk, yaitu:
1.    Bentuk Akuminata
     Bentuk akuminata dijumpai pada derah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai dengan permukaan yang berjonjot-jonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang besar ini dijumpai pada wanita yang mengalami fluor albus dan pada wanita hamil, atau pada keadaan imunitas terganggu.
2.    Bentuk Papul
     Lesi bentuk papul biasanya didapati di daeah dengan keratinisasi sempurna, seperti batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal, dan perineum. Kelainan berupa papul dengan permukaan yang halus dan licin, multipel, dan tersebar secara diskret.
3.    Bentuk Datar (Flat)
     Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali tidak tampak dengan mata telanjang dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam asetat.
f.  Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis (Daili, et al, 2009: 183). Masa inkubasi beberapa hari sampai 4 minggu  yang menyerang seluruh lapisan masyarakat baik anak-anak maupun orang dewasa. Tetapi prevalensi yang tinggi dijumpai pada mereka yang berada pada masa hubungan kelamin (16-35 tahun), terutama pada mereka yang kurang menjaga kebersihan.
Gejala-gejala yang muncul antara lain keputihan atau fluor albus, rasa panas, dan gatal pada vulva/ vagina dan adanya secret encer, berbusa, berbau tidak sedap, dan berwarna kekuning-kuningan, serta adanya lesi bekas garukan karena gatal dan hiperemia pada vagina.
Variasi gambaran klinis trikomoniasis sangat luas, di samping itu berbagai kuman penyebab infeksi menular seksual dapat pula menimbulkan keluhan serta gejala yang sama, sehingga diagnosis hanya berdasarkan gambaran klinis tidak dapat dipercaya. Meskipun berbagai keluhan dan gejala dapat mengarah pada diagnosis trikomoniasis baik pada pria maupun wanita, namun hal tersebut tidak cukup untuk membuat suatu diagnosis. Diagnosis trikomoniasis ditegakkan setelah ditemukannya T. vaginalis di bahan sekret vagina, sekret uretra, sekret prostat, dan urin.
g.  Pedikulosis Pubis
Pedikulosis pubis merupakan infestasi kutu Phthirus pubis pada rambut pubis, tetapi kadang-kadang juga dapat ditemukan di alis, bulu mata, dan rambut aksila. Penyakit ini ditularkan melalui kontak fisik yang erat, biasanya pada saat berhubungan seksual atau dari orang tua kepada anaknya. Selain itu juga dapat ditularkan melalui benda-benda yang dipakai bersama seperti pakaian, handuk, dan sprei (Daili, et al, 2009: 193).
Kutu menyukai daerah tubuh yang memiliki kelenjar apokrin, misalnya pubis, anogenital, aksila, tetapi dapat juga dijumpai di dada atau perut yang berbulu lebat. Biasanya lesi primer karena gigitan kutu tidak begitu jelas, tetapi menimbulkan gatal yang hebat terutama pada malam hari. Pruritus biasanya timbul 30 hari setelah pajanan awal. Kadang-kadang pada tempat gigitan terdapat maculae cerulae, berupa bercak berdiameter kurang dari 1 cm, berwarna kebiruan dan tidak gatal, serta menghilang pada pemeriksaan diaskopi.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat keluhan penderita dan pemeriksaan seksama di daerah predileksi untuk mencari kutu dewasa. Bila tidak dijumpai kutu dewasa, diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan telur kutu yang menempel pada batang rambut melalui pemeriksaan mikroskop, biasanya dekat permukaan kulit.

Oops!! Nah klo HIV/AIDS itu apa donk?? Nah ini dia penjelasannya...
 
Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome  (HIV/AIDS)
Tuti Parwati dalam Notoatmodjo (2007) mendefinisikan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Jadi, inti'nya, klo HIV itu virusnya, AIDS itu kumpulan gejala penyakitnya.
Penyakit ini menular melalui berbagai cara, antara lain melalui hubungan seksual, kontak langsung dengan darah atau produk darah/ jarum suntik, dan juga dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selama hamil, saat melahirkan, atau setelah melahirkan.
Infeksi HIV memberikan gambaran klinik yang tidak spesifik dengan spektrum yang lebar, mulai dari infeksi tanpa gejala pada stadium awal sampai pada gejala-gejala yang berat pada stadium yang lebih kanjut. Perjalanan penyakit lambat dan gejala-gejala AIDS rata-rata baru timbul 10 tahun sesudah infeksi, bahkan dapat lebih lama lagi (Daili, et al, 2009: 147).



Okay...sekian dulu aja kalii y... Nanti gampang disambung lg d sesi berikutnya (ehh kayak tali putus aje ye di sambung sgala).. :)
Semoga bermanfaat..

Wassalamu'alaikum wr.wb
Thanks for reading and Leave your comment guys

0 komentar:

Posting Komentar


 
Sheyuos 'Yucy' Cicicuit Blogger Template by Ipietoon Blogger Template