Assalamu'alaikum wr.wb
Hallo semua,,sambil nunggu bedug maghrib..corat coret ini dulu aja kalii y..(padahal copy paste dr my scripsweet #read: skripsi).. Sebenarnya sih udah banyak postingan kayak gini..tp well...wat nambah wawasan yang belum tau. :)
Yup yup yup...ada yg pernah denger tentang IMS atau HIV/AIDS?? Ughhh..denger'nya aja udah ngeri ya.. Penyakit yg salah satunya ditularkan melalui CO alias coitus emg lg jd issue ekslusif cz udah banyak bgt kasusnya... Sebenarnya,,apa aja sih IMS itu?? trs jenisnya apa ja?? hla klo HIV/AIDS?? Yukk monggo dibaca...cekiprot... :D :)
Penyakit infeksi menular seksual (IMS) atau Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Sexually Transmitted Disease (STD) adalah peyakit-penyakit yang timbul atau ditularkan melalui hubungan seksual dengan manifestasi klinis berupa timbulnya kelainan-kelainan terutama pada alat kelamin (Widoyono, 2008: 161).
Jenis-Jenis IMS??
a. Gonore atau kencing nanah
Gonore adalah penyakit kelamin, yang pada pria
permulaannya keluar nanah dari orifisium
uretra eksterna, kental, putih atau kuning, dan pada wanita biasanya tanpa
gejala, hanya kadang-kadang nanah keluar dari introitus vagina.
Penyebab dari gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae, disebut juga gonokokus, berbentuk
diplokokus, seperti biji kopi atau buah ginjal. Masa tunas pada pria biasanya
antara 3-5 hari, tetapi kadang hanya 12 jam, ada pula yang lama sampai 14 hari.
Sedangkan wanita sulit diketahui karena sering asimtomatik.
Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya
berkisar antara 2-5 hari, kadang-kadang lebih lama. Pada wanita masa tunas
sulit untuk ditemukan karena pada umumnya asimtomatik. Gambaran klinis dan
perjalanan penyakit pada wanita berbeda dari pria. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan wanita. Pada wanita,
penyakit akut maupun kronik, gejala subjektif jarang ditemukan dan hampir tidak
pernah didapati kelainan objektif.
Komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan
anatomi dan faal genetika. Komplikasi lokal pada pria bisa berupa tisonitis
(radang kelenjar tyson), parauretritis, littritis (radang kelenjar littre), dan
cowperitis (radang kelenjar cowper). Infeksi dapat menjalar ke atas (asendens),
sehingga terjadi prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis, yang
dapat menimbulkan infertilitas. Infeksi dari uretra pars posterior, dapat mengenai trigonum kandung kemih
menimbulkan trigonitis, yang memberi gejala poliura, disuria terminal, dan hematuria.
Pada wanita, infeksi pada serviks dapat menimbulkan
komplikasi salpingitis, ataupun
penyakit radang panggul (PRP). PRP dapat mengakibatkan jaringan parut pada
tuba, sehingga menyebabkan infertilitas atau kehamilan ektopik. Selain itu,
bila infeksi mengenai uretra dapat terjadi parauretritis, sedangkan pada
kelenjar bartholin akan menyebabkan terjadinya bartolinitis. Komplikasi
diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis, endokarditis,
perikarditis, meningitis, dan dermatitis.
Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan
klinis, dan pemeriksaan pembantu yang terdiri atas beberapa tahapan. Diagnosis
tersebut ditegakkan dengan ditemukannya kuman Diplokokus gram negatif pada
preparat dari pus yang berasal dari endoservik, uretra atau muara kelenjar bartolini
yang kemudian diikuti dengan pembiakkan dan tes fermentasi (Daili, et al, 2009:
65-67).
b. Sifilis atau Raja Singa
Sifilis merupakan penyakit kelamin yang bersifat kronis
dan sejak semula bersifat sistemik. Sifilis masih merupakan penyakit berbahaya,
karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem kardiovaskuler,
syaraf, dan dapat juga menyebabkan kelainan bawaan.
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang berbentuk spiral dengan panjang 6-15
mikrometer dan mempunyai 6 sampai 24 lekukan. Gejala-gejala muncul antara 2-6
minggu (kadang-kadang 3 bulan) setelah terjadi hubungan seksual.
Dasar perubahan patologis pada sifilis ialah infiltrat
perivaskular, yang terdiri atas limfosit dan plasma sel. Selain itu dapat
ditemukan juga endarteritis, berupa endarteritis obliterans, dan endoflebitis,
di samping proliferasi endotelial dan
penebalan dinding pembuluh darah yang dikelilingi sel infiltrat. Pada sifilis
tertier berbentuk gumma, dijumpai vaskulitis granulomatosa. Gumma terdiri dari
atas satu pusat nekrosis koagulativa yang dikelilingi oleh sel epiteloid dan
sel plasma dengan dinding fibroblastik. Pada sifilis sekunder dijumpai sejumlah
spirochaetes pada sayatan yang diberi
pewarnaan levaditi (Daili, et al, 2009: 84-85).
c. Ulkus Mole (Chancroid)
Ulkus mole atau sering disebut chancroid, adalah penyakit infeksi genitalia akut, setempat, dapat
inokulasi sendiri (auto-inoculable),
disebabkan oleh bakteri Hoemophilus ducreyi,
dengan gejala klinis khas berupa ulkus pada tempat masuk dan seringkali
disertai supurasi kelenjar getah bening regional (Daili, et al, 2009: 103).
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat ulkus mole ini
antara lain:
a.
Adenitis
Inguinal (Bubo Inflamatorik)
Adenitis inguinal adalah komplikasi yang
paling sering terjadi. Komplikasi ini timbul setelah beberapa hari sampai 3
minggu setelah lesi primer, biasanya unilateral. Kelenjar membesar, nyeri,
kemudian bergabung. Pada 50% kasus dapat terjadi supurasi dengan pembentukkan
abses unilokular. Kulit di atasnya eritematosa dan dapat teraba fluktuasi. Bila
tidak diobati, abses akan memecah ke kulit, sehingga membentuk sinus tunggal
yang kemudian berkembang menjadi ulkus chancroid.
b.
Fimosis
atau Parafimosis
Fimosis atau parafimosis dapat terjadi
akibat sikatrisasi pada lesi yang mengenai preputium, perlu sirkumsisi untuk
penanganannya.
c.
Fisura
Uretra
Fisura uretra sebagai akibat ulkus pada
glans penis yang bersifat destruktif. Apabila mengenai uretra akan menimbulkan
nyeri hebat pada waktu miksi.
d.
Fistel
Rektovagina
Fistel rektovagina merupakan komplikasi
yang dapat terjadi wanita.
Diagnosis ulkus mole ditegakkan berdasarkan riwayat
pasien, keluhan, gejala klinis, dan pemeriksaan laboratorium untuk menemukan
agen penyebabnya. Diagnosis yang mungkin (probable)
suatu penyakit yang menunjukkan ulkus genital anal dengan:
1.
Tidak
ditemukannya T . pallidum dengan
pemeriksaan lapangan gelap pada eksudatnya atau dengan TSS yang dilakukan lebih
dari 7 hari sesudah timbulnya ulkus.
2.
Tes
HSV negatif pada eksudatnya.
Diagnosis pasti dapat ditegakkan apabila
dijumpai H. Ducreyi dengan kultur
atau nucleic acid
test dari eksudatnya.
d. Herpes Genitalis
Herpes genitalis adalah infeksi yang disebabkan oleh virus
Herpes simpleks tipe 2 (virus Herpes
hominis tipe 2), yang menyebabkan lesi (lepuh) pada serviks, vagina, dan
genitalia eksterna. Penyakit ini dapat ditularkan secara aseksual dari
permukaan yang basah atau melalui penularan mandiri (dengan menyentuh luka
dingin dan kemudian menyentuh area genital). Infeksi awal sangat nyeri dan berlangsung hingga satu minggu. Masa inkubasi
2-10 hari, dapat sampai 3 minggu.
Manifestasi klinik dapat dipengaruhi oleh faktor hospes,
pajanan virus sebelumnya. Masa inkubasi umumnya berkisar antara 3-7 hari,
tetapi dapat lebih lama. Gejala yang timbul dapat bersifat berat, tetapi bisa
juga asimtomatik terutama bila lesi
ditemukan pada daerah serviks. Biasanya didahului rasa terbakar dan gatal di
daerah lesi yang terjadi beberapa jam sebelum timbulnya lesi. Setelah lesi timbul
dapat disertai gejala konstitusi seperti malaise,
demam, dan nyeri otot. Lesi pada kulit berbentuk vesikel yang berkelompok
dengan dasar eritem. Vesikel ini mudah pecah dan menimbulkan erosi multipel.
Tanpa infeksi sekunder, penyembuhan terjadi dalam waktu lima sampai tujuh hari
dan tidak terjadi jaringan parut, tetapi bila ada infeksi sekunder, penyembuhan
memerlukan waktu lebih lama dan meninggalkan jaringan parut.
Pada infeksi inisial, gejalanya lebih berat dan
berlangsung lebih lama. Kelenjar limfe regional dapat membesar dan nyeri pada
perabaan. Infeksi di daerah serviks dapat menimbulkan beberapa perubahan
termasuk peradangan difus, ulkus miltipel sampai terjadinya ulkus yang besar
dan nekrotik. Pada infeksi pertama dapat terjadi disuria bila lesi terletak di
daerah uretra dan periuretra, sehingga dapat menimbulkan retensi urin. Hal lain
yang menyebabkan retensi urin adalah lesi pada daerah sakral yang menimbulkan mielitis
dan radikulitis (Daili, et al, 2009: 128).
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah akibat penyakit
ini pada bayi yang baru lahir. Pada bayi yang lahir dari ibu yang menderita herpes
genitalis pada waktu kehamilan dapat ditemukan kelainan berupa hepatitis,
infeksi berat, ensefalitis, keratokonjungtivitis, erupsi kulit berupa vesikel
herpetiformis, dan bahkan bisa lahir mati.
Langkah pertama yang dilakukan untuk menangani kasus herpes
genitalis adalah dengan menegakkan
diagnosis yang bila memungkinkan ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah pemeriksaan tes tzank
yang diwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright akan terlihat sel raksasa
berinti banyak. Sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan ini umumnya rendah.
e. Genital Warts atau Kondiloma Akuminata
Kondiloma
akuminata adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV), yaitu jenis
virus yang banyak persamaannya dengan virus penyebab veruka vulgaris (Daili, et
al, 2009: 140.) Masa inkubasi kondiloma akuminata berlangsung antara 1-8 bulan
(rata-rata 2-3 bulan). Human papiloma virus masuk ke dalam tubuh melalui
mikrolesi pada kulit, sehingga kondiloma akuminata sering timbul di daerah yang
mudah mengalami trauma pada saat hubungan seksual.
Kondiloma akuminata dibagi dalam tiga bentuk, yaitu:
1.
Bentuk
Akuminata
Bentuk akuminata dijumpai pada derah
lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai dengan permukaan yang
berjonjot-jonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi yang
lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang besar ini dijumpai
pada wanita yang mengalami fluor albus
dan pada wanita hamil, atau pada keadaan imunitas terganggu.
2.
Bentuk
Papul
Lesi bentuk papul biasanya didapati di
daeah dengan keratinisasi sempurna, seperti batang penis, vulva bagian lateral,
daerah perianal, dan perineum. Kelainan berupa papul dengan permukaan yang
halus dan licin, multipel, dan tersebar secara diskret.
3.
Bentuk
Datar (Flat)
Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat
sebagai makula atau bahkan sama sekali tidak tampak dengan mata telanjang dan
baru terlihat setelah dilakukan tes asam asetat.
f. Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan
oleh Trichomonas vaginalis (Daili, et
al, 2009: 183). Masa inkubasi beberapa hari sampai 4 minggu yang menyerang seluruh lapisan masyarakat
baik anak-anak maupun orang dewasa. Tetapi prevalensi yang tinggi dijumpai pada
mereka yang berada pada masa hubungan kelamin (16-35 tahun), terutama pada
mereka yang kurang menjaga kebersihan.
Gejala-gejala yang muncul antara lain keputihan atau fluor albus, rasa panas, dan gatal pada
vulva/ vagina dan adanya secret
encer, berbusa, berbau tidak sedap, dan berwarna kekuning-kuningan, serta
adanya lesi bekas garukan karena gatal dan hiperemia pada vagina.
Variasi gambaran klinis trikomoniasis sangat luas, di
samping itu berbagai kuman penyebab infeksi menular seksual dapat pula
menimbulkan keluhan serta gejala yang sama, sehingga diagnosis hanya
berdasarkan gambaran klinis tidak dapat dipercaya. Meskipun berbagai keluhan
dan gejala dapat mengarah pada diagnosis trikomoniasis baik pada pria maupun
wanita, namun hal tersebut tidak cukup untuk membuat suatu diagnosis. Diagnosis
trikomoniasis ditegakkan setelah ditemukannya T. vaginalis di bahan sekret vagina, sekret uretra, sekret prostat,
dan urin.
g. Pedikulosis Pubis
Pedikulosis pubis merupakan infestasi kutu Phthirus pubis pada rambut pubis, tetapi
kadang-kadang juga dapat ditemukan di alis, bulu mata, dan rambut aksila.
Penyakit ini ditularkan melalui kontak fisik yang erat, biasanya pada saat
berhubungan seksual atau dari orang tua kepada anaknya. Selain itu juga dapat
ditularkan melalui benda-benda yang dipakai bersama seperti pakaian, handuk,
dan sprei (Daili, et al, 2009: 193).
Kutu menyukai daerah tubuh yang memiliki kelenjar apokrin, misalnya pubis, anogenital, aksila, tetapi dapat juga dijumpai di
dada atau perut yang berbulu lebat. Biasanya lesi primer karena gigitan kutu
tidak begitu jelas, tetapi menimbulkan gatal yang hebat terutama pada malam
hari. Pruritus biasanya timbul 30
hari setelah pajanan awal. Kadang-kadang pada tempat gigitan terdapat maculae cerulae, berupa bercak
berdiameter kurang dari 1 cm, berwarna kebiruan dan tidak gatal, serta
menghilang pada pemeriksaan diaskopi.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat keluhan
penderita dan pemeriksaan seksama di daerah predileksi untuk mencari kutu
dewasa. Bila tidak dijumpai kutu dewasa, diagnosis dapat ditegakkan dengan
menemukan telur kutu yang menempel pada batang rambut melalui pemeriksaan
mikroskop, biasanya dekat permukaan kulit.
Oops!! Nah klo HIV/AIDS itu apa donk?? Nah ini dia penjelasannya...
Human
Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS)
Tuti Parwati dalam Notoatmodjo (2007) mendefinisikan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik
defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan merupakan manifestasi stadium akhir
infeksi Human Immunodeficiency Virus
(HIV). Jadi, inti'nya, klo HIV itu virusnya, AIDS itu kumpulan gejala penyakitnya.
Penyakit ini menular melalui berbagai cara, antara lain
melalui hubungan seksual, kontak langsung dengan darah atau produk darah/ jarum
suntik, dan juga dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selama hamil,
saat melahirkan, atau setelah melahirkan.
Infeksi HIV memberikan gambaran klinik yang tidak
spesifik dengan spektrum yang lebar, mulai dari infeksi tanpa gejala pada
stadium awal sampai pada gejala-gejala yang berat pada stadium yang lebih
kanjut. Perjalanan penyakit lambat dan gejala-gejala AIDS rata-rata baru timbul
10 tahun sesudah infeksi, bahkan dapat lebih lama lagi (Daili, et al, 2009:
147).Okay...sekian dulu aja kalii y... Nanti gampang disambung lg d sesi berikutnya (ehh kayak tali putus aje ye di sambung sgala).. :)
Semoga bermanfaat..
Wassalamu'alaikum wr.wb
0 komentar:
Posting Komentar